Hari Bumi 2022: Penyebab Perubahan Iklim yang Wajib Dipahami Umat Manusia
Google Doodle Hari Bumi 2022 menunjukkan dampak perubahan iklim yang terjadi dari 1986-2022 dimana es dan salju beberapa pegunungan tertinggi mulai mengering. Apa sebenarnya penyebab perubahan iklim ini?
Makanya momen Hari Bumi 2022 selain diisi dengan memberikan ucapan, tapi umat manusia juga perlu paham penyebab perubahan iklim. Sebab, pengetahuan tentang perubahan iklim di masyarakat dunia inilah yang harapannya dapat menekan laju pemanasan global yang berbahaya untuk umat manusia.
Hari Bumi sedunia (Earth Day) diperingati setiap tanggal 22 April. Setiap tahunnya, Hari Bumi membawa isu atau tema yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan masih banyak isu masalah lingkungan di bumi yang perlu diselesaikan bersama.
Untuk tema Hari Bumi tahun 2022 ini mengusung tema "Invest in Our Planet". Tema ini sebetulnya masih berkaitan dengan tahun sebelumnya 2021 yaitu "Restore Our Earth" yang intinya memperbaiki planet kita.
Nah, dalam rangka memperingati menjaga bumi, kita perlu tahu tentang perubahan iklim, apa saja penyebab hingga dampaknya. Dengan memahami tentang perubahan iklim, harapannya kita bisa lebih bijak dalam bertingkah laku demi menjaga bumi agar tetap nyaman dan aman sebagai tempat tinggal.
Secara umum, perubahan iklim disebut juga sebagai fenomena pemanasan global, di mana terjadi peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Penyebab perubahan iklim dan pemanasan global terdiri dari beberapa faktor yang berbeda, serta dapat menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia.
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) mendefinisikan bahwa penyebab perubahan iklim global baik secara langsung atau tidak langsung adalah dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Sehingga mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.
Iklim berubah secara terus menerus karena adanya interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor disebabkan oleh kegiatan manusia seperti misalnya perubahan penggunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.